REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia pantas berbangga memiliki kuliner spesifik rendang sebagai makanan terlezat dunia nomor satu, mengalahkan makanan top seperti ayam kentucky dari Amerika Serikat, Pizza dan Spaghetti (Italia) ataupun sushi (Jepang). Berdasarkan jajak pendapat laman CNNGo milik stasiun berita CNN, rendang mengalahkan makanan spesifik dari negara mana saja.
Dengan kata lain, makanan khas Padang itu nangkring di urutan pertama sebagai makanan terlezat dunia. Meski begitu, sejumlah pihak memahami daya saing rendang di kancah dunia kuliner sejagad masih kalah populer dibanding makanan-makanan dari negara lain.
Salah satunya Wahid Supriyadi, kepala Desk Diaspora Indonesia Kementerian Luar Negeri yang mengatakan makanan Nusantara perlu dipopulerkan lewat promosi yang lebih gencar lagi agar dikenal dunia, terlebih kelezatannya telah diakui.
"Polling CNN menempatkan tiga masakan Indonesia, termasuk rendang, sebagai makanan paling lezat di dunia, sayangnya masih belum sepopuler masakan dari Thailand dan Jepang. Maka dari itu, perlu dipromosikan lagi agar lebih mendunia," katanya.
Dia menyebutkan rendang berada di urutan pertama disusul kuliner Nusantara lain yaitu nasi goreng di peringkat kedua sedangkan sate ayam ada di posisi 19. Sebagai orang yang sering beraktifitas di berbagai negara, Wahid mengatakan pihaknya telah berupaya mendorong Diaspora Indonesia untuk terus mempromosikan berbagai makanan asli Indonesia dan rendang salah satunya.
Diakuinya, Diaspora Indonesia yang tinggal dan berdomisili di luar negeri sejauh ini telah memperkenalkan kuliner-kuliner Indonesia lewat berbagai cara. Sebagian dari mereka telah mendirikan restoran Indonesia di luar negeri, mempublikasikan kuliner Nusantara di hotel-hotel berbintang kelas dunia.
Tidak hanya itu, juga perlu untuk memperkenalkan dan mengupayakan masuk serta tersedianya bumbu, rempah serta bahan makanan Indonesia. "Biasanya, semakin banyak Diaspora Indonesia di suatu tempat, maka kemungkinan akan adanya restoran Indonesia di wilayah tersebut akan semakin besar," katanya.
Sebagai contoh, Diaspora Indonesia di Amerika Serikat tercatat sekitar 200.000 orang yang terkonsentrasi di Los Angeles, San Fransisco dan New York. Namun jumlah restoran Indonesia di wilayah-wilayah itu belum sebanding dengan Diaspora Indonesia. Walau bagaimanapun, kata dia, Indonesia tidak boleh terbuai dengan predikat rendang yang diakui kelezatannya. Karena kenyataannya masakan Indonesia masih kalah populer dari masakan Asia lainnya karena promosinya yang baik.
Senada dengan Wahid, mantan Duta Besar Indonesia untuk AS Dino Patti Djalal mengatakan terdapat kecenderungan masakan Indonesia belum dikemas secara baik. Akibatnya,daya tariknya menjadi kurang dan parahnya sampai dilupakan orang. "Saya pernah ke London dan di sana ada restoran Minangkabau yang enak makanannya dan laris. Tapi belakangan resto itu tutup karena tidak mampu eksis lantaran tampilan makanannya kurang inovasi," kata Dino.
Secara khusus Dino menyebut terdapat kecenderungan para pengusaha kuliner yang menjajakan makanan asli Nusantara kurang memperhatikan desain tampilan makanan yang memiliki arti penting. "Tampilan makanan memiliki daya tarik bagi para pecinta kuliner. Untuk promosi makanan secara umum yang saya lihat adalah kita kurang memperhatikan aspek desain".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar